Minggu, 20 Januari 2019

Menuju Sekolah Sehat? Kenapa tidak,,,,,,

Hari itu kami berunding bersama,,bagaimana kondisi di lingkungan sekolah kita, begitu banyak isu  yang di diskusikan,,
Berbagai ide sudah di lontarkan, berbagai program sudah dilaksanakan,,namun isu yang ada belum terselesaikan selutuhnya,,
Harus menyeluruh,,harus terintegrasi, jangan parsial, dukungan semua pihak bahkan pihak yang belum pernah ikut serta perlu di libatkan


Dan inilah hari tersebut,,ada jalan, ada pendukung, ada program,,iya sekolah sehat, harus dipaksa, harus di dorong, harus ada tuntutan
SMPN 3 Cianjur menjadi sekolah sehat ?mengapa tidak
Kita sudah ditunjuk sudah diberi kepercayaan sudah dipilih, sesuai kapasitasnya, berati bisa iya harus bisa,,,

Kamis, 10 Januari 2019

Iman dan Ilmu Pengetahuan

"Agama tanpa ilmu, Pincang
Ilmu tanpa agama, Buta"

Fungsi sekolah salah satunya adalah tempat membelajarkan warga sekolah,,tidak hanya siswa namun guru, tata usaha, pedagamg di kantin dan semua orang yang berada di dalamnya yang membentuk suatu ikatan sosial.

Selain itu sekolah juga sebagai salah satu laboratorium masyarakat mini, terutama bagi siswa, harus membelajarkan siswa agar ketika mereka terjun ke masyarakat yang lebih luas sudah siap dengan bekal yang mumpuni. 


Ilmu pengetahuan yang luas, mental yang kuat, sikap yang mantap dan tentunya agama yang teguh dan kaffah.

Dengan begitu siswa akan bisa melewati dengan baik seluruh rintangan, tantangan dan ujian yang ada di masyarakat. 

IPTEK penting, IMTAQ juga lebih penting.

Rabu, 09 Januari 2019

Kebersihan dan Keasrian Tanggung Jawab Bersama

'Pagi ku cerahkumatahari bersinar
Ku gendong tas merah ku di pundakku
Selamat pagi semua, ....'

Sepenggal lirik tersebut menunjukkan bagaimana semangat nya semua orang untuk beraktivitas bersama di sekolah.

Ya di SMPN 3 Cianjur yang penuh dengan rasa sayang dan kebahagiaan,,,tentunya sebagai rumah kedua bagi seluruh keluarga yang ada di dalamnya.


Ada siswa yang berangkat bersama dengan teman-teman sekelasnya, ada juga siswa yang sengaja membawa tanaman dengan tergesa-gesa agar segera sampai di kelas.

Pagi itu semua warga sekolah menyiapkan aktivitas yang akan dilakukan dari pagi hingga siang hari. Ya salah satu yang biasa dilakukan adalah membersihkan lingkungan sekolah.





Iya betul, semuanya bahu membahu agar lingkungan sekolah dalam keadaan bersih, indah dan asri sehingga terasa nyaman  di gunakan untuk aktivitas hari ini.



Kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab guru, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab siswa, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab tukang kebun.

Oleh karena itu Kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab bersama.
Mari kita jaga kebersihan dan keasrian SMPN3CJR kita...



8 ( DELAPAN ) UCAPAN AJAIB MEMBENTUK KARAKTER ANAK POSITIF



1. Salam Ajarkan & biasakan ucapan "Assalamu 'alaikum" kepada anak agar terbiasa dengan salam yang Islami. tiap masuk rumah atau masuk kamar orangtua atau ketemu orang lain,ucapannya se lalu salam. Ucapan ini membentuk jiwa penuh kedamaian pada diri anak.
2. Dzikir Biasakan ucapan yang mengandung muatan dzikir kepada Allah dalam merespon segala sesuatu. Misalnya Astaghfirullah, Subhanallah, Alhamdulillah, Masyallah,Insya Allah, Barakallah, dan lain sebagai nya.bukan ucapan: Astaga! Gila! Bego! Dzikir menciptakan karakter taqwa pada diri anak.
3. Tolong Biasakan anak untuk mengucapkan kata ‘tolong’ setiap ia meminta bantuan kepada orang lain. Jika terbiasa dengan kata ini, akan tumbuh karakter rendah hati dan tidak sombong.
 4. Terimakasih Biasakan mengucap kan kata terima kasih untuk ber bagai hal yang positif, sebagai apresiasi kepada orang lain yang telah memberikan pertolongan bagi dirinya. Anak yang tumbuh dengan menghargai orang lain akan menumbuhkan kebesaran jiwa.
5. Maaf Ajarkan anak untuk mudah meminta maaf walaupun ia tidak melakukan kesalahan. Apalagi jika ia memang melakukan kesalah an.anak yang ter biasa meminta maaf akan tumbuh sikap empati dan kasih sayang.
6. *Iya / Baik Ajarkan anak untuk mengucapkan kata "iya/Baik atau "siap" sebagai respon dari nasihat atau perintah dari orangtua. Kadang saat ibu atau ayah meminta anak untuk melakukan sesuatu, ia hanya mengangguk atau bahkan diam saja. Ungkapan ini mem bentuk karakter peduli & menghargai.
7. Izin/Permisi Biasakan anak untuk meminta izin dalam berbagai kondisi. Misalnya minta izin untuk menggunakan benda yang bukan miliknya.hal ini membentuk karakter tertib.
8. Bisa Ajarkan anak berpikir dan bersikap optimistik. "Aku bisa" adalah ungkapan optimistik. Membuat anak tumbuh dengan percaya diri

 #GENERASI EMAS YANG BERKARAKTER👍🏾 Semoga Bermanfaat..Aamiin yra 🤲🤲

Senin, 07 Januari 2019

ALAH BISA KARENA BIASA

(Irfan Hidayat)

Maret 2009 saya diangkat menjadi seorang guru di sekolah yang mungkin ada di pusat kabupaten Cianjur namun seolah –olah terasa berada di pinggiran, Iya SMP Negeri 3 Cianjur nama sekolahnya. Masyarakat disekitar lebih mengenal SMPN 1 Cianjur, SMPN 2 Cianjur dan langsung ke SMPN 4 Cianjur baru kemudian SMPN 3 Cianjur. Kenapa seperti itu, karena SMPN 3 Cianjur dulu di anggap sebagai sekolah yang apa ya, ya sekolah yang begitulah, pilihan kedua, sehingga siswa yang masuk adalah siswa yang mungkin tidak dapat diterima di SMPN 1, 2 dan 4 Cianjur.
Latar belakang siswa yang masuk menjadikan stigma masyarakat akan SMPN 3 Cianjur menjadi sekolah yang kurang baik. Stigma tersebut tertanam dalam benak siswa bahwa mereka adalah siswa yang tersisih siswa yang dipandang sebelah mata.
Beban akan pandangan masyarakat menjadikan siswa belajar seadanya, berangkat pagi kemudian pulang siang hari, tanpa memberikan feel akan belajar di sekolah.  Dan tentunya hal ini memunculkan beberapa permasalahan salah satunya adalah ku alitas lingkungan sekolah. 


Kepedulian akan lingkungan yang belum kurang


Feeling yang belum muncul dalam diri siswa menjadikan sense of belongings (rasa memiliki) akan sekolah belum terpatri dalam hati siswa. Siswa seolah acuh akan kondisi lingkungan disekitar sekolah. Merasa bahwa lingkungan sekitar bukan tanggungjawab bersama hanya tanggungjawab tukang kebun dan penjaga sekolah saja.
Melihat permasalahan tersebut saya mulai membentuk kelompok kecil yang terdiri atas siswa yang diberi nama KIR (kelompok ilmiah Remaja). Kegiatan utama KIR yaitu menyuarakan gerakan Go Green kepada siswa-siswa di kelas. Anggota yang masuk dalam KIR menggunakan pita hijau agar menarik perhatian siswa lainnya.
Namun ternyata gerakan kami masih belum cukup memberikan efek yang optimum kepada seluruh warga sekolah. Gerakan hanya menyebar kepada beberapa siswa, yaitu teman-teman siswa yang menjadi anggota KIR saja. Saya merasa butuh dukungan agar bisa membiasakan warga sekolah yang peduli akan lingkungan. 
Gerakan saya ternyata diamati oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menganggap gerakan ini perlu di buat menjadi program sekolah sehingga kepala sekolah mencantumkan gerakan tersebut dalam budaya yang akan dikembangkan oleh sekolah, yaitu budaya malu yang isinya yaitu :
  1. Malu karena datang terlambat / pulang cepat
  2. Malu karena malas belajar
  3. Malu karena bolos sekolah
  4. Malu karena tidak berpakaian rapi dan benar
  5. Malu karena tidak menghormati orang lain
  6. Malu karena belajar tidak berprestasi
  7. Malu karena berbuat salah
  8. Malu karena melihat teman sibuk melakukan aktivitas
  9. Malu karena tugas tidak dikerjakan / selesai tepat waktu
  10. Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan kelas / sekolah

Budaya malu yang diterapkan oleh sekolah melalui kepala sekolah cukup memberikan banyak efek akan kepedulian lingkungan. Guru – guru semakin peduli akan kondisi lingkungan dan terus memperhatikan kondisi siswa akan kepedulian lingkungan. Namun kepedulian siswa akan lingkungan ternyata masih belum begitu ada perubahan yang signifikan.
Untuk mengubah perilaku ternyata tidak semudah itu, perlu pembiasaan yang terus dilakukan secara berlanjut agar bisa menjadi perilaku yang menjadi karakter siswa. Dari ide ini saya mencoba mencari guru yang sefaham peduli akan lingkungan sekolah. Untuk membuat lebih banyak lagi guru yang membantu untuk mewujudkan siswa yang peduli akan lingkungan.


Pada awalnya tidak banyak guru yang bisa membantu dalam program pembiasaan peduli lingkungan ini. Kebanyakan terbentur dengan tugas utama mengajar dan tidak cukup waktu karena selesa mengajar harus kembalike rumah untuk menyelesaikan tugas pekerjaan di rumahnya masing-masing. Selain itu kegiatan ini sedikit biayanya bahakan untuk honor guru atau bahkan honor guru yang membimbing peserta didik tidaklah besar bahkan tidak ada. Karena umumnya kegiatan ini lebih kepada kegiatan sukarela.
Dalam pikiran saya, kok sulit ya menemukan guru yang peduli akan sekolah, terutama peduli akan lingkungan sekolah. Dimana guru membimbing siswa dengan melakukan pembiasaan agar siswa peduli akan lingkungan.
Beberapa tahun berjalan ternyata saya menemukan jawabannya, ternyata guru juga sama perlu pembiasaan, terutama pembiasaan akan kesadaran bahwa guru sebenarnya memiliki peranan penting dalam membimbing siswa untuk dapat peduli lingkungan.



Setelah guru-guru dibiasakan untuk peduli lingkungan, makaselanjutnya tinggal menggerakan guru-guru agardapat mebiasakan siswa untuk peduli lingkungan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan pembiasaan visit class. 

 

Setiap akhir bulan wali kelas membimbing kelasnya dengan tema yang berbeda-beda, bulan september green class, bulan oktober clean class dan bulan november champion class. Memang program ini baru dilakukan tahun 2018 namun ini merupakan buah dari pembiasaan yang dilakukan kepada guru-guru kemudian ditularkan kepada siswa.